Ritual melukat atau mandi suci merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Namun, belakangan ini ritual melukat yang dilakukan oleh Ayya Renita, seorang pengikut agama Ayya Vazhi di Bali, menuai kontroversi. Pasalnya, dalam pandangan masyarakat Bali, ritual tersebut hanya boleh dilakukan oleh umat Hindu.
Menurut informasi yang dihimpun, Ayya Renita telah melakukan ritual melukat di beberapa tempat suci di Bali seperti Tirta Empul dan Pancering Jagat. Hal ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat Bali. Beberapa pihak menganggap bahwa melakukan ritual melukat adalah bagian dari kebebasan beragama dan tidak ada salahnya jika dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang agama atau keyakinan.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ritual melukat merupakan warisan budaya masyarakat Bali yang harus dijaga dan dilestarikan. Selain itu, mereka juga merasa bahwa penggunaan air suci untuk kepentingan agama lain selain Hindu adalah bentuk pelecehan terhadap adat dan tradisi masyarakat Bali.
Menurut Ida Bagus Gede Sidharta Putra, seorang tokoh Hindu di Bali, “Ritual melukat adalah bagian dari upacara keagamaan dalam budaya Hindu-Bali yang harus dilakukan dengan penuh rasa hormat dan kesadaran akan makna filosofisnya.” Ia juga menambahkan bahwa orang-orang yang bukan beragama Hindu seharusnya tidak melakukan ritual tersebut karena tidak memahami makna dan filosofi di balik kegiatan tersebut.
Meskipun mendapat pro dan kontra, Ayya Renita mengaku bahwa ia melakukan ritual melukat hanya untuk membersihkan diri dari energi negatif dan bukan bermaksud merendahkan atau melecehkan adat dan tradisi masyarakat Bali. “Saya menghormati adat dan budaya Bali, namun saya juga memiliki keyakinan saya sendiri,” ujarnya.
Menanggapi perdebatan ini, Kementerian Agama Provinsi Bali menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk melarang atau mengizinkan ritual melukat oleh pengikut agama lain di tempat suci Hindu. Namun, mereka menyarankan agar para pengikut agama lain memperhatikan tata cara dan etika yang berlaku dalam melakukan ritual melukat agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan atau ketegangan dengan masyarakat setempat.
Dalam situasi yang semakin kompleks ini, penting bagi kita semua untuk menjaga sikap toleransi dan saling menghormati dalam kehidupan beragama. Kita harus belajar untuk memahami perbedaan keyakinan orang lain tanpa harus merendahkan atau merusak adat dan tradisi setempat. Sebab, hanya dengan saling menghormati maka perdamaian akan tercipta dalam kehidupan beragama.