Namun, pengakuan dari Ustaz Dennis Lim sendiri telah mengakhiri semua spekulasi tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dirinya memang pernah belajar agama Islam dan sempat memeluk agama tersebut, namun tidak sampai menjadi mualaf secara resmi. Bagaimanapun, pengakuan ini tetap mengejutkan banyak orang karena Ustaz Dennis Lim telah lama dianggap sebagai tokoh mualaf yang inspiratif.
Sejak pengakuan ini terbongkar, banyak pihak yang merasa kecewa dan meragukan kejujuran Ustaz Dennis Lim. Namun, banyak juga yang tetap mendukungnya dan menilai bahwa agama bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan seseorang sebagai tokoh inspiratif.
Salah satu pendapat positif datang dari Dr. Haidar Bagir, seorang cendekiawan Muslim Indonesia yang juga dikenal sebagai penulis dan penceramah. Menurutnya, “Ustaz Dennis Lim tetap bisa dihargai sebagai sosok inspiratif karena kontribusinya dalam memberikan dakwah kepada masyarakat.” Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa Ustaz Dennis Lim telah berkontribusi dalam memperkenalkan Islam kepada banyak orang melalui ceramah dan tulisan-tulisannya.
Namun, di sisi lain, terdapat juga pendapat yang mengkritik Ustaz Dennis Lim karena telah memanfaatkan status mualaf untuk kepentingan pribadi atau karir. Menurut Dr. Syamsuddin Arif, seorang ahli teologi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, “Jika benar Ustaz Dennis Lim tidak pernah resmi menjadi mualaf dan hanya memanfaatkan status tersebut untuk mendapatkan popularitas atau keuntungan materiil, maka hal ini patut dipertanyakan.”
Meskipun demikian, Dr. Syamsuddin Arif juga menegaskan bahwa kita harus melihat kontribusi positif yang telah diberikan oleh Ustaz Dennis Lim dalam memberikan dakwah kepada masyarakat. Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, kata dia, kita membutuhkan lebih banyak tokoh inspiratif yang dapat membimbing umat Islam agar tetap teguh pada agamanya.
Dalam situasi yang penuh kontroversi ini, Ustaz Dennis Lim sendiri telah meminta maaf kepada publik atas kekeliruannya dalam menyampaikan identitasnya sebagai mualaf. Ia berharap semoga publik dapat mengerti dan menerima pengakuannya dengan lapang dada serta tetap mendukung kontribusinya dalam memberikan dakwah kepada masyarakat luas.